Thursday, April 17, 2014

Messenger of Peace ( MoP )

Messenger of Peace ( MoP ) adalah program yang diprakarsai oleh World Scout Foundation (yayasan Pramuka dunia) dan memiliki cita-cita untuk menebarkan pesan perdamaian bagi dunia melalui Pramuka. Program ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau perkumpulan yang bermanfaat dan membawa perubahan baik bagi diri sendiri ataupun masyarakat dan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik. Sehingga dunia yang lebih baik dan penuh kedamaian akan senatiasa terwujud. 
MoP di Indonesia sudah berlangsung dan Gerakan Pramuka ikut serta dalam kegiatan MoP dengan mengajak Kwartir Daerah di seluruh Indonesia  membuat satu kegiatan yang dapat menebarkan pesan perdamaian dan kebaikan dunia. Saat ini sudah ada 7 Kwartir Daerah yang telah melaksanakan MoP berikut programnya yaitu:
1. Kwarda Sumatera Barat ( Embroideryto Improve Live Style )
2. Kwarda Banten ( Flower Garden )
3. Kwarda DKI Jakarta ( Green and Clean River for Better Future )
4. Kwarda Jawa Barat ( Use Bamboo for Survival )
5. Kwarda Jawa Tengah ( Mangrove for Live )
6. Kwarda DI Yogyakarta ( Preserve Local and Traditional Culture )
7. Kwarda Jawa Timur ( Scouts Coral Restoration )
MoP bukan saja untuk anggota Gerakan Pramuka, siapapun yang pernah bermimpi  akan terwujudnya kebaikan dan perdamaian dunia, melakukan sesuatu untuk mewujudkan mimpinya tersebut serta menceritakan dan mengajak orang lain untuk ikut dalam kegiatan tersebut, dia sejatinya adalah seorang Duta Perdamaian/ Messengers of Peace. Konsep yang mendasari program ini ada 3 yaitu Dream, Do, Share. Bagaimana anda bermimpi, kemudian mewujudkan mimpi anda dan berbagi mimpi ada dengan orang lain untuk menciptakan dunia yang lebih baik.


Perlu diketahui bahwa program ini dibiayai oleh Raja Saudi Arabia dan bekerjasama dengan Raja Swedia. Jika anda lihat dengan seksama bahwa logo berbentuk burung merpati tersebut sebenarnya adalah kaligrafi Arab yang bertuliskan " Rosul Assalam " yang artinya pembawa pesan perdamaian. Duta Perdamaian Indonesia atau Messenger of Peace adalah kak Muhammad Harris Zulkarnaen Nizam atau yang biasa dikenal dengan nama Harris Nizam. Kak Harris adalah seorang sutradara film Surat Kecil Untuk Tuhan dan Hasduk Berpola. Kak Harris ditunjuk sebagai Duta Perdamaian karena dia seorang sutradara yang memiliki idealisme untuk selalu berkarya dengan baik, dia sadar betul film adalah alat propaganda yang paling efektif untuk itu dia membuat film bukan hanya sekedar sebagai penghibur tetapi juga mendidik.


Thursday, March 27, 2014

Kiasan Bentuk Setangen Leher Pramuka

Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi di Indonesia yang mengalungkan merah putih di lehernya. Hal tersebut dapat dijadikan kebanggan tersendiri bagi anggotanya. Pernahkan anda berpikir kenapa bentuk setangen leher Pramuka berbentuk segitiga. Sebagai tambahan wawasan perlu diketahui arti kiasan bentuk setangen leher yang biasa digunakan oleh Pramuka. Untuk putra berbentuk segitiga siku-siku dan untuk putri berbentuk pita panjang. Bentuk segitiga merupakan bentuk mitela dan pita panjang merupakan bentuk perban yang digunakan untuk pembalut jika terjadi luka, namun untuk sekarang setangen leher putri sudah berganti sama seperti setangen leher putra. Jika kita berpikir lagi mengapa dikiaskan demikian karena sesungguhnya seorang pandu itu memiliki jiwa sosial untuk menolong sesama makhluk hidup. Di Indonesia setangen leher berwarna merah putih dengan warna putih yang lebih dominan. Hal itu mengkiasakan warna bendera kebangsaan Indonesia sehingga setangen leher hanya digunakan sebagai kelengkapan seragam saja dan tidak boleh digunakan untuk yang lain tetapi munurut saya jika dalam keadaan darurat setangen leher pun bisa dijadikan mitela atau perban yang sebenarnya.

Untuk melipat setangen leher ada aturanya di dalam Petunjuk Pelaksanaan Seragam Pramuka bagaimana cara melipat yang benar. Namun, dalam praktiknya banyak anggota Gerakan Pramuka yang kurang benar dalam melipat setangen leher, baik dari anggota muda maupun anggota dewasa. Berbeda dengan pandu-pandu di luar negeri, cara melipat setangen leher tidak memiliki aturan khusus dengan yang hanya menggulung setangen leher lalu dikalungkan biasa dan diikat menggunakan kacu.

Demikian sedikit pengetahuan yang bisa disampaikan pada artikel ini. Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa bentuk setangen leher Pramuka merupakan kiasan dari bentuk mitela atau perban.

Tuesday, February 18, 2014

Membuat Desain Pemerintahan Dalam Perkemahan

Secara umum desain tapak pemerintahan dibuat berdasarkan jumlah peserta dalam perkemahan. Sistem pemerintahan dalam perkemahan umumnya dimulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, RW sampai RT. Desain tapak pemerintahan sangat diperlukan untuk mengatur rotasi peserta dalam kegiatan dan mengetahui dimana letak perkemahan suatu kontingen. Misalnya letak kotingen putra Kota Surabaya ada di Kelurahan 1 putra, RW 3, RT 5 kavling nomor 2. Jika sewaktu-waktu ada yang mencari kontingen tersebut maka dengan mudah dapat menemukan lokasi perkemahannya. Sebagai contoh desain pemerintahan perkemahan tingkat Jawa Timur dengan jumlah peserta perkemahan adalah 1280 orang atau 160 regu/sangga. Desain ini berdasarkan perhitungan jumlah cabang di Jawa Timur yaitu sebanyak 38  kabupaten/kota mengingat Kwarda Jawa Timur adalah Kwarda dengan jumlah cabang terbanyak se-Indonesia. Masing-masing cabang mendapat kuota 4  regu/sangga yaitu 2 putra dan 2 putri sehingga secara matematis 38 x 4 = 152 dan saya genapkan menjadi 160 regu/sangga seperti gambar di bawah ini.

Dari desain di atas maka sudah dapat diketahui berapa jumlah regu/sangga yang ada di dalam perkemahan mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat RT. Berikut ini akan saya dijelaskan maksud gambar di atas:
  • Suatu kegiatan dibuat sistem pemerintahan Kabupaten dengan jumlah 160 regu/sangga. 
  • Dalam satu kabupaten terdapat 2 kecamatan yaitu putra dan putri masing-masing terdiri dari 80 regu/sangga. 
  • Masing-masing kecamatan memiliki 4 kelurahan putra dan putri sehingga total ada 8 kelurahan yang masing-masing berisi 20 regu/sangga 
  • Selanjutnya di tingkat kelurahan ada 8 RW putra dan 8 RW putri sehingga total ada 16 RW yang masing-masing berisi 10 regu/sangga.
  • Di tingkat RW terdapat 16 RT putra dan 16 RT putri sehingga total ada 32 RT yang masing-masing terdiri dari 5 regu/sangga.
Untuk mengetahui berapa jumlah orang yang ada di masing-masing kecamatan, kelurahan, RW dan RT bisa dihitung secara matematis dengan mengalikan angka-angka yang tertera pada gambar dengan jumlah maksimal satu regu/sangga yaitu 8 orang, dengan kata lain dalam sistem pemerintahan paling bawah yaitu tingkat RT terdapat 40 orang.

Dalam membuat tapak kemah atau pemerintahan ada beberapa masalah yang biasa terjadi dan perlu diselesaikan terlebih dahulu. Tantangan tersebut antara lain, peserta lebih dari 160 regu/sangga, peserta kurang dari 160 regu/sangga, jumlah regu/sangga peserta putra dan putri tidak seimbang. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu ada perencanaan terlebih dahulu mengenai jumlah regu/sangga yang akan  digunakan dalam pemerintahan perkemahan untuk mempermudah dalam membuat tapak kemah karena pada nantinya akan berpengaruh terhadap rotasi kegiatan. Dengan perencanaan yang matang maka jumlah peserta tidak akan lagi menjadi masalah. Namun jika peserta yang ditargetkan tidak sesuai perencanaan seperti yang dijelaskan di atas maka harus dihitung secara matematis dengan mengurangi atau menambah jumlah RW atau RT.

Secara aturan belum pernah mendengar atau mengetahui standar dalam membuat desain pemerintahan karena bentuk pemerintahan di perkemahan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun ada beberapa hal yang dapat digunakan menjadi standar dalam mendesain pemerintahan perkemahan.
  1. Perkemahan yang dilakukan harus perkemahan berskala besar seperti Jambore, Raimuna, Lomba Tingkat atau perkemahan besar lainnya.
  2. Jumlah minimal peserta perkemahan adalah 80 regu/sangga artinya ada 640 orang. Dengan jumlah ini minimal akan terbentuk 1 kabupaten , 2 kecamatan , 4 kelurahan, 8 RW dan 16 RT dengan masing-masing  RT terdapat 5 regu/sangga yang menempati kavling perkemahan.
  3. Perkemahan yang dilaksanakan minimal 4 hari 3 malam, hal ini dijadikan standar agar fungsi dari pemerintahan bisa maksimal. Jika waktunya kurang dari itu misalnya 3 hari 2 malam maka hari pertama peserta datang lalu upacara pembukaan, hari kedua kegiatan dan hari ketiga upacara penutupan lalu pulang. Sehingga fungsi pemerintahan tidak maksimal, tidak ada waktu yang banyak bagi aparat pemerintahan untuk mengelola perkemahan seperti apel, senam, kerja bakti dan lain-lain.

Demikian sedikit info untuk mendesain pemerintahan perkemahan semoga bermanfaat.

Tuesday, January 21, 2014

Sejarah Munculnya Latgab Perti

Kegiatan Latihan Gabungan Pramuka Perguruan Tinggi atau yang dikenal dengan sebutan LATGAB PERTI saat ini mulai dikenal oleh Pramuka Perguruan Tinggi di Indonesia. Saya pribadi juga pernah mengikuti kegiatan tersebut dan mendapat cerita mengenai asal usul munculnya latgab Perti. Menurut cerita dari para senior dan sepengetahuan saya, latgap perti bermula dari tiga Gugusdepan Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi yaitu UNAIR, ITS dan UGM. Latgap ini muncul karena ketiga perguruan tinggi tersebut memiliki hubungan yang erat dari segi sejarah pendirian gugusdepan di pangkalan tersebut, mungkin juga ada faktor lain yang menjadi latar belakang latgap tersebut sehingga  memunculkan sebuah gagasan untuk melakukan kegiatan latihan gabungan.

Latgap Perti pertama kali dimulai pada tahun 2002 dan yang menjadi tuan rumah saat itu adalah Gugusdepan Surabaya 610-611 pangkalan ITS. Untuk pelaksanaannya menggunakan konsep "dari, oleh dan untuk". Dari konsep itulah pada pelaksanaannya tidak ada panitia maupun peserta, semua dilakukan secara bersama baik untuk mengonsep kegiatan, materi latihan, survei lokasi serta pendanaan dilakukan secara bersama. Pelaksanaan latgab pun berjalan tiap tahun dan ketiga pangkalan bergilir menjadi tuan rumah.

Adapun lagu untuk latgab perti yang tercipta hasil karya Racana ITS seperti lirik di bawah ini dan untuk irama sama seperti lagu Pramuka "Lihatlah disana berkumpul dan bergembira, di tengah nyalanya api unggun membara.....dst"

Lihatlah disana Pandega Putera dan Puteri
Duduk berduan sedang memadu kasih
Walaupun berbeda pangkalan dan gugusdepan
Tetapi si akal tidak kurang alasan
Rapat koordinasi latihan gabungan
Atau mengembalikan barang yang tertinggal
Ikut anjangsana tuk bisa berdua
Itulah cerdiknya Pandega

Pada saat ITS menjadi tuan rumah kembali, Racana ITS mencoba konsep baru dengan mengundang Gugusdepan Pramuka dari perguruan tinggi lain selain UNAIR dan UGM untuk alasan pastinya saya kurang tahu mungkin agar latgab lebih ramai dan bukan hanya 3 Perti saja. Kegiatan pun berhasil mengundang banyak gugusdepan lain yang dari Jawa Timur, Yogyakarta dan Jawa Tengah, namun pada saat itu ada perti yang kurang sepakat dengan konsep latgab karena menganggap nuansa Pramuka tidak ada. Konsep tersebut  antara lain:
1. Tidak ada panitia dan peserta semua sama karena tujuannya berlatih sambil bersenang-senang
2. Baju Pramuka hanya dipakai saat upacara pembukaan dan penutupan latihan.
3. Tidak ada pembina upacara, kegiatan dibuka dan ditutup oleh Ketua Dewan Racana secara sederhana.
4. Selama kegiatan latgab menggunakan baju atau kaos pangkalan masing-masing.
5. Jadwal kegiatan menyesuaikan situasi dan kondisi meskipun sudah ada jadwal acara jadi kegiatan bersifat santai
Itulah beberapa konsep yang ada pada latgab perti namun pada tahun itu ada juga partisipan dari Racana pangkalan UNDIP Jawa Tengah yang pada tahun selanjutnya sebagai tuan rumah.
Pada saat Racana UNDIP menjadi tuan rumah maka mengundang pula Gugusdepan perguruan tinggi lainnya sehingga partisipan lebih banyak namun konsep berubah, yang awalnya tidak ada peserta dan panitia menjadi ada dan kegiatan berjalan sesuai jadwal. Dari kegiatan tersebut memungkinkan muncul anggapan bahwa latgap perti yang dilaksanakan di UNDIP merupakan cikal bakal LATGAB PERTI. Pada tahun berikutnya muncullah Latgap Perti Nasional I yang dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Kegiatan Latgap sudah mulai meluas yang tadinya hanya 3 Perguruan Tinggi menjadi nasional. Namun meski latgab perti sudah meluas sampai seluruh Indonesia, Gugusdepan pangkalan ITS, UNAIR dan UGM masih tetap mempertahankan tradisi latgab 3 perguruan tinggi, dan setiap tahun bergilir menjadi tuan rumah sampai sekarang. Saya pribadi pernah mengikuti latgab tersebut pada tahun 2010 yang saat itu menjadi tuan rumah adalah Racana UGM. Menurut saya konsep latgab tersebut asyik saja.

Demikian sepenggal cerita yang dapat dibagikan di artikel ini jika mungkin ada kekeliruan dalam penulisan di artikel ini dan secara kebetulan ada  pelaku sejarah yang terlibat saat latgap perti pertama kali dan tahu secara detail sejarahnya, saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang saya miliki dan bisa komentar di bawah ini.