Tuesday, December 10, 2013

Asal Usul Munculnya Scraf Merah Putih

Terima kasih buat para pembaca yang masih setia mengunjungi blog ini, pada postingan kali ini saya akan mencoba menjelaskan asal usul munculnya scraf merah putih di Indonesia terutama di Jawa Timur. Sebelumnya sudah tahu belum scraf itu apa? Scraf sama artinya dengan hasduk atau setangen leher yang dipakai oleh Pramuka di Indonesia hanya saja berbeda cara menggunakannya. Secara bentuk scraf ini berbentuk segitiga dan lebih fleksibel cara pemakaiannya. Jika hasduk atau setangen leher Pramuka harus dilipat-lipat dahulu sebelum digunakan maka scraf hanya tinggal digulung saja baru dipakai. Lalu bagaimana sih ceritanya scraf ini, bisa menjamur di Indonesia, simak cerita berikut.

Setahu saya scraf mulai hadir di Indonesi terutama di Jawa Timur berawal dari salah seorang Pramuka Jawa Timur bernama Kak Bambang Pramuka Putra atau biasa dipanggil Kak Mbing yang pulang dari kegiatan internasional. Dari situ muncul ide untuk menggunakan scraf di Jawa Timur. Seperti yang saya jelaskan di awal mungkin karna penggunaannya yang fleksibel. Ide itu pun dibagikan dan diterima oleh Dewan Kerja Daerah Jawa Timur yang saat itu dipimpin oleh Kak Zamzami Sabiq. Pada tahun 2008 scraf pertama kali digunakan pada kegiatan East Java Scout Spirit (EJASS) dengan warna dominan merah dan lis pinggir berwarna putih disertai logo kegiatan. Usai kegiatan EJASS kampanye scraf berlanjut di Jawa Timur sampai akhirnya menyebar ke seluruh cabang-cabang di Jawa Timur melalui kegiatan KPDK Jatim dan Raimuna Nasional 2008.

Pada tahun tersebut muncul scraf pertama berwarna merah putih dengan warna dominan merah dan berlogo garuda pancasila, namun karena ada undang-undang mengenai lambang negara logo scraf pun berubah dan muncul scraf baru menggunakan logo tunas kelapa. Scraf tersebut dipakai bersama seragam Pramuka menggantikan hasduk dan pemakaiannya di luar kerah baju Pramuka. Penggunaan scraf sendiri bukan hanya untuk putra tetapi juga untuk putri. Banyak yang menentang penggunaan scraf tersebut baik di tingkat Kwarcab, Kwarda dan Nasional karena tidak sesuai PP seragam Pramuka. Namun tegak dega Jawa Timur bersama Dewan Kerja Daerah Jawa Timur masih berusaha memperjuangkan agar hasduk putra dan putri bisa berganti menjadi scraf. Pada saat itu saya juga termasuk salah satu orang yang menggunakan scraf. Perjuangan tersebut berlangsung selama 5 tahun dan pada akhirnya tahun 2013 saat Munas di Kupang, Nusa Tenggara Timur menghasilkan keputusan bahwa scraf merah putih boleh dipakai tetapi selain seragam Pramuka dan mengganti pita leher putri dengan hasduk putra. Itulah sekilas asal usul munculnya scraf merah putih yang saya ketahui semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan kurang lebihnya mohon maaf dan bila ada kesalahan bisa komen di bawah.

No comments:

Post a Comment