Wednesday, December 20, 2017

Merancang Kegiatan Lomba Pramuka

Pada artikel kali ini akan dijelaskan singkat bagaimana merancang kegiatan lomba agar baik dan meminimalisir kesalahan yang dapat berakibat adanya protes dari peserta karena kegiatan lomba sangat sensitif. Bisa dikatakan sensitif karena semua peserta ingin menang dan jika ada sesuatu hal yang mengganggu jalannya lomba maka akan memunculkan reaksi ketidakpuasan dengan cara melakukan protes kepada panitia. Untuk itu perlu dipersiapkan secara matang dan dirancang sedemikian rupa. Namun sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu apa tujuan diadakannya sebuah lomba. Lomba diadakan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana tingkat pembinaan Pramuka di gugusdepan berjalan. Selain itu diadakannya lomba untuk lebih meningkatkan semangat berlatih anggota Pramuka di gugusdepan dan membangun jiwa untuk berkompetisi menjadi pribadi yang lebih baik.

Ada beberapa tahap yang bisa digunakan untuk membantu dalam merancang kegiatan lomba sebagaimana dibawah ini.
1. Menentukan tanggal dan lokasi kegiatan
 Tanggal dan lokasi kegiatan merupakan titik awal dalam merencanakan kegiatan, jika tanggal belum       ditentukan maka dapat dipastikan kegiatan tidak akan dimulai karena tidak ada target waktu yang   digunakan sebagai tujuan.
2. Membentuk tim pokja
Tim pokja adalah tim yang bertugas merumuskan konsep kegiatan secara detail yang nantinya akan menentukan gol dari kegiatan yang akan dilaksanakan dan merumuskan proses yang harus dilalui oleh peserta agar mencapai gol yang diinginkan 
3. Membentuk kepanitiaan
Kepanitiaan dibentuk berdasarkan kebutuhan, berbeda kegiatan berbeda pula susunan kepanitiaan yang dibentuk. Secara garis besar kepanitiaan dibagi menjadi dua yaitu panitia penyelenggara dan panitia pelaksana.
4. Melakukan survei lokasi
Survey lokasi dilakukan dengan tujuan untuk mengsinkronkan konsep dengan keadaan lapangan. Jika dirasa lokasi kurang sesuai dengan konsep maka bisa mencari tempat yang sesuai atau merubah konsep kegiatan menyesuaikan lokasi. 
5. Membuat jadwal kegiatan lomba
Jadwal kegiatan dibuat setelah selesai melakukan survei lokasi. Jadwal yang dimaksud disini adalah jadwal pra kegiatan, hari kegiatan dan pasca kegiatan
6. Menentukan juri lomba
Untuk memilih juri lomba diusahakan adalah juri profesional untuk menghindari protes atau ketidakpuasan dari peserta. lebih bagus lagi jika juri yang dipilih adalah orang profesional yang juga aktif di Pramuka. misalnya lomba memasak memilih juri orang Pramuka yang berprofesi sebagai chef
7. Menentukan sistem kejuaraan
Sistem kejuaraan ini digunakan untuk lebih meningkatkan motivasi peserta misalnya penggunaan poin juara item lomba, juara lomba atau juara umum.
8. Promosi kegiatan
Promosi kegiatan bisa dilakukan di berbagai macam media, tujuannya untuk mempublikasikan kegiatan dan menarik peserta sebanyak-banyaknya.

Wednesday, November 8, 2017

Mengenal Sifat Penilaian Lomba

Setelah mengenal cara penilaian lomba pada artikel sebelumnya kali ini akan diperkenalkan sifat penilaian lomba. Apalagi tuh sifat penilaian yuk kita kenalan dulu yach hehehe.... Sifat penilaian ini hanya menunjukkan dan menentukan apakah peserta sebuah perlombaan harus bersaing memperebutkan juara atau tidak. Ada dua jenis sifat lomba yaitu bersifat norma dan bersifat kriteria. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat penjabaran di bawah ini.

1. Bersifat Norma

Bersifat norma artinya semua peserta perlombaan memiliki keinginan untuk dapat bersaing mendapatkan nilai tertinggi dan merebut juara 1, 2 dan 3. Hal ini adalah sifat lomba secara umum. Contohnya lomba renang, menari, puisi dan lain-lain. Jika satu cabang lomba maka peserta berhak menyandang gelar juara 1, 2, dan 3 namun jika banyak cabang lomba maka persaingan bukan hanya sekedar mendapat juara saja tetapi mendapat wimpel atau poin contohnya seperti di bawah ini. Ada 5 orang mengikuti lomba puisi dan mendapat nilai.
1. Nikko --> 85 ( Juara 1 )
2. Aris   -->  70
3. Dayat --> 75
4. Brian --> 80 ( Juara 3 )
5. Zaki   --> 83 ( Juara 2 )

2. Bersifat Kriteria

Bersifat kriteria artinya nilai peserta harus memenuhi kriteria untuk mendapatkan wimpel atau poin lomba. Tidak persaingan memperebutkan juara pada sifat ini yang ada hanya mendapatkan nilai terbaik untuk mendapat poin terbaik. Sebagai contoh bisa dilihat di bawah ini.
Nilai 90 -100 = Wimpel Kuning = 4 poin
Nilai 80 - 89  = Wimpel Merah = 2 poin
Nilai 70 - 79  = Wimpel Hijau = 1 poin
Hal ini memberi kesempatan kepada peserta untuk berusaha mendapatkan nilai terbaik dan memungkinkan semua peserta mendapat wimpel atau poin tertinggi.
Contohnya lomba pidato ada 10 peserta dan sudah mendapatkan nilai
1. Rina     --> 80 (Merah)
2. Narita  --> 92 (Kuning)
3. Dhilah --> 90 (Kuning)
4. Novita --> 75 (Hijau)
5. Vina     --> 85 (Merah)
6. Umi     --> 87 (Merah)
7. Della   --> 79 (Hijau)
8. Arini   --> 72 (Hijau)
9. Rini     --> 75 (Hijau)
10. Ida    --> 80 (Merah)

Friday, October 27, 2017

Mengenal Cara Penilaian Lomba

Artikel kali ini akan menjelaskan cara-cara penilaian terhadap lomba. Sebagian orang mungkin sudah pernah mendengar dan mengetahui cara menilai suatu lomba. Cara tersebut bukan hanya dipakai untuk menilai lomba saja melainkan bisa juga untuk menilai hal-hal yang lain. Berikut ini adalah macamnya:

1. Cara Menilai Objektif

Cara pertama adalah cara menilai secara objektif yaitu memberi nilai lomba berdasarkan fakta yang ada dan tidak ada yang bisa merubah hasil tersebut. Contoh penilaian secara objektif lomba balap karung, lomba rangking 1, lomba renang, dan lain-lain. Semua orang yang melihat lomba tersebut memiliki pendapat yang sama terhadap hasil lomba karena faktanya sangat jelas.

2. Cara Menilai Subjektif

Cara yang kedua adalah cara menilai secara subjektif yaitu cara memberi nilai yang lebih mengarah pada penilaian relatif seseorang berdasarkan perasaan atau selera, asumsi, menduga-duga tetapi mengacu pada data atau fakta yang ada. Contoh lomba menari, hasta karya, desain poster dan lain-lain. Semua orang yang melihat lomba tari misalnya memiliki penilaian yang berbeda-beda saat melihat penampilan masing-masing peserya dan hanya akan menduga hasil lomba, menurut si A tari remo lebih bagus dari tari merak tetapi menurut si B tari jatilan lebih bagus. Nah inilah yang dimaksud menilai subjektif mengacu pada fakta yang ada. Perlu diketahui juga hasil penilaian ini masih bisa dirubah untuk mencari siapa pemenang lomba.

Wednesday, February 8, 2017

Macam-Macam Sistem Kejuaraan

Pada artikel sebelumnya sudah dijelaskan mengenai bentuk kompetisi, untuk artikel kali ini akan coba dijelaskan macam-macam sistem kejuaraan. Sistem kejuaraan digunakan untuk menentukan juara dalam sebuah kompetisi baik dalam bentuk pertandingan atau perlombaan. Untuk menentukan juara perlu dilihat terlebih dahulu apakah pertandingan atau perlombaan tersebut hanya satu cabang saja atau terdiri dari banyak cabang sehingga bisa memilih sistem kejuaraan mana yang akan digunakan. Berikut beberapa sistem yang biasa digunakan:

1. Nilai tertinggi
Nilai tertinggi adalah sistem untuk menentukan juara yang paling mudah, secara teknis siapapun yang memperoleh nilai tertinggi dari dewan juri akan menjadi juara. Sistem ini biasa digunakan untuk satu cabang lomba saja contohnya lomba menyanyi, menari dan sebagainya.

2. Sistem gugur
Sistem gugur adalah sebuah sistem pertandingan atau perlombaan dimana peserta harus ada yang kalah.  Peserta yang kalah dinyatakan gugur dan akan langsung tersingkir dari kompetisi. Biasanya sistem ini memakai istilah babak penyisihan, semifinal dan final. Bagi peserta yang menang dan bertahan sampai akhir final akan menjadi juara.

3. Sistem olimpiade
Sistem olimpiade digunakan untuk kompetisi yang terdiri dari banyak cabang seperti cabang renang, panahan, menembak dan lain-lain. Biasanya sistem ini digunakan untuk kompetisi olahraga. Teknis pelaksanaannya adalah memberikan medali bagi juara 1,2,3 pada masing-masing cabang. Pemberian medali sebagai berikut ini:
Juara 1 : Emas
Juara 2 : Perak
Juara 3 : Perunggu
Pada akhir kompetisi yang akan menjadi juara adalah peserta dengan perolehan jumlah medali emas terbanyak.

4. Sistem Wimpel
Sistem wimpel ini sama dengan sistem olimpiade hanya saja bukan medali yang diberikan melainkan benda lain, bisa berupa bendera kecil atau lainnya. Bendera yang diberikan sebagai simbol pengganti medali dengan warna berbeda antara lain:
Juara 1 = Kuning = Emas
Juara 2 = Merah = Perak
Juara 3 = Hijau = Perunggu
Pada akhir kompetisi peserta yang paling banyak mendapat Wimpel Kuning menjadi juara. Kalau ada pertanyaan kenapa warnanya bukan merah, kuning, hijau seperti lampu traffic light atau warna pelangi, jawabannya karena sama seperti kiasan tingkatan anggota muda Pramuka yaitu siaga (hijau), penggalang (merah), penegak (kuning). Jika ada pertanyaan lagi apakah boleh menggunakan warna lain jawabnnya adalah boleh saja. Warna tersebut adalah warna yang umum digunakan atas dasar kiasan seperti penjelasan diatas.

5. Sistem poin
Sistem poin ini merupakan turunan dari sistem olimpiade dan digunakan apabila kompetisi terdiri dari banyak cabang misalkan ada cabang hasta karya, mural, menyanyi, menari dan lain-lain. Poin diberikan kepada juara 1,2,3 pada masing-masing cabang lomba contohnya:
Juara 1 : 4 poin
Juara 2 : 2 poin
Juara 3 : 1 poin
Pada akhir kompetisi tinggal menjumlahkan berapa total poin yang di dapat masing-masing peserta. Peserta yang mendapat poin tertinggi menjadi juara.

6. Sistem Kawin Gelar
Sistem kawin gelar digunakan untuk menentukan juara umum sebuah kompetisi dan berlaku apabila kompetisi terdiri dari banyak cabang lomba serta dibagi menjadi dua kategori yaitu putra dan putri. Kawin gelar ini yang dimaksudkan apabila di akhir kompetisi ada peserta putra dan putri dari satu kontingen sama-sama mendapatkan juara 1. Kontingen yang kawin gelar menjadi juara umum kompetisi.

Dari masing-masing sistem kejuaraan tentu ada kelebihan dan kekurangan namun semua ada solusinya, seperti apa solusinya akan ditampilkan di artikel selanjutnya.

Sunday, January 22, 2017

Mengenal Bentuk Kompetisi

Sebelum menjelaskan bentuk kompetisi perlu diketahui bersama terlebih dahulu pengertian kompetisi. Banyak para ahli mendefinisikan arti kata kompetisi namun secara garis besar kompetisi mengandung arti usaha untuk memperebutkan objek yang sama dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Dalam artikel kali ini akan dikenalkan bentuk sebuah kompetisi yang digunakan. Bentuk kompetisi hanya ada dua yaitu bentuk pertandingan dan bentuk perlombaan. Jika dilihat sekilas keduanya mengandung makna yang sama yaitu persaingan. Sebuah pertandingan akan berlangsung seru apabila terjadi persaingan kuat antara pihak yang bertanding. Perlombaan pun akan terlihat sangat menarik apabila peserta perlombaan bersaing ketat.
Pertandingan hanya mempertemukan dua pihak (dua orang atau dua tim) untuk saling berhadapan dan dalam pertandingan mengenal istilah menang, kalah dan seri contohnya pertandingan sepak bola, basket, voli, catur dan lain-lain. Sedangkan perlombaan biasanya mengadu kecepatan, keterampilan atau ketangkasan dan dalam perlombaan hanya terdapat kata menang dan kalah tidak ada kata seri. Perlombaan bisa dilakukan lebih dari dua orang atau dua tim sekaligus contohnya lomba renang dan lomba lari. Selain itu perlombaan juga dapat dilakukan dengan tidak berhadapan langsung antar peserta (hanya satu orang atau satu tim saja) yang tampil secara bergantian seperti contoh lomba menyanyi, baca puisi dan tari.